Raisa menatap keluar lewat jendela kamarnya. Menatap ke arah bawah tepat dimana dia biasa melihat orang itu. Orang yang paling dia kasihi. Orang yang kini bukan miliknya. Orang yang ternyata detik ini masih mencuri sebagian dari hatinya.
"Ah bodohnya aku, tidak sedetik pun dia memikirkanku. Mengapa aku harus teringat dia saat ini?" Ucap Raisa dalam hati.
Kenangan indah takkan pernah habis, begitupun sebaliknya. Haruskah kita mengingat kenangan indah kembali? Atau hanya kenangan buruk? Adilkah jika hanya seseorang yang mengingat kenangan indah lalu menangis meratapi orang tersebut?
Pikiran Raisa terus memutar dan bekerja. Bekerja mencari kata tepat untuk menghentikan tangis batinnya. Hatinya begitu terluka. Sayatan silet setajam apapun lebih tajam lagi.
Dan tiba - tiba rasa itu kembali datang, kembali teringat janji - janji. Janji manis yang sering diucapkan orang itu. Apakah hanya dia yang mengingat? Ataukah orang itu ikut mengingatnya? Adilkah jika hanya ia yang mengingatnya?
Jauh di sana ada yang berteriak, "JANGAN ATAU KAU MATI, hatimu akan mati."
>>bersambung
No comments:
Post a Comment